JAMBI – Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) PetroChina International Jabung Ltd. menyampaikan bahwa perusahaan telah berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan (stakeholders) dalam melakukan investigasi terkait insiden yang terjadi di area sumur WB-D7 di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi.
Hingga hari Rabu (11/1), PetroChina telah menerima kehadiran beberapa pihak eksternal yang melakukan pemeriksaan di lokasi, meliputi tim dari Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, pusat laboratorium forensik (puslabfor) kepolisian serta Dinas Tenaga Kerja dari Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Provinsi Jambi.
“PetroChina siap bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan dalam melakukan investigasi secara transparan terhadap insiden di area sumur WB-D7,” Vice President Human Resources & Relations PetroChina Dencio Renato Boele menjelaskan.
“Koordinasi dengan drilling service companies terkait penanganan di lokasi terus kami lakukan. Sampai saat ini, kegiatan produksi minyak dan gas di Wilayah Kerja Jabung masih berjalan normal dan proses investigasi di lapangan terus berlangsung. Tidak ada dampak lingkungan yang dilaporkan dari kejadian ini,” sambung Dencio.
Sebagaimana diketahui, insiden ini terjadi di area sumur WB-D7 yang dioperasikan Perusahaan Jasa Pengeboran (Drilling Service Companies). Insiden ini melibatkan tiga pekerja, meliputi dua dari perusahaan Bohai Drilling Contractor dan satu dari Great Wall Drilling Contractor. Kedua service companies tersebut merupakan kontraktor penyedia Rig Bohai-85 yang telah melakukan workover program di sumur WB-D7 di Wilayah Kerja Jabung.
Setelah pemeriksaan medis secara menyeluruh, satu orang pekerja diizinkan menjalani rawat jalan. Sementara itu, dua orang pekerja mendapatkan perawatan secara intensif di rumah sakit di Jambi: satu karena luka bakar dan satu karena patah tulang. Cedera yang dialami pekerja dengan luka patah tulang terjadi saat dia berupaya lari menjauh dari api. Saat ini, kedua pekerja telah mendapatkan penanganan medis yang sesuai dengan kondisi masing-masing dan keduanya berada dalam kondisi stabil.
Atas hasil investigasi yang masih terus berjalan oleh tim KKKS PetroChina bersama pihak eksternal meliputi Ditjen Migas Kementerian ESDM, puslabfor kepolisian dan Dinas Tenaga Kerja, Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagsel Anggono Mahendrawan kembali menegaskan bahwa perlu dipastikan penyebab insiden.
“Kami meminta agar KKKS PetroChina mengkaji hasil investigasi bersama pihak yang berwenang dan dapat menjadi bahan evaluasi bersama serta menjadi perhatian khusus untuk kedepannya,” ujar Anggono.
SKK Migas meminta KKKS dapat terus mengedepankan langkah-langkah yang strategis seperti corrective actions (tindakan korektif) dalam pemenuhan operating procedures (prosedur operasi) serta pendalaman terhadap risk assessment terhadap semua aktivitas yang dilakukan. Dengan demikian, seluruh kegiatan operasi hulu migas dapat terlaksana dengan aman dan mencapai target produksi nasional demi kontribusi pada ketahanan energi.