PALEMBANG — Puluhan massa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Untuk Keadilan (AMUK) Sumsel menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumsel, Rabu (12/06/24).
Aksi tersebut dilakukan untuk mendesak Kejati Sumsel segera memeriksa oknum Pelaksana Harian (Plh) Dinas Pendidikan (Disdik) Sumsel terkait dugaan korupsi yang menyebabkan kerugian negara hingga puluhan miliar rupiah dalam pelaksanaan Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) 2023.
Koordinator aksi, Ismail, dalam orasinya menegaskan bahwa Popnas merupakan ajang olahraga pelajar bergengsi tingkat nasional yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali pada tahun ganjil.
Ia menyatakan pentingnya pembinaan olahraga di tingkat pelajar sebagai upaya menjaring calon atlet berbakat untuk dikembangkan menjadi atlet berprestasi di tingkat yang lebih tinggi.
“Namun sangat disayangkan, momen mulia tersebut diciderai oleh sekelompok orang yang diduga memanfaatkan kegiatan ini untuk memperkaya diri,” ujar Ismail.
Ia menuding bahwa Popnas 2023 di Palembang dijadikan ajang mencari keuntungan oleh pihak tertentu, termasuk dalam pengadaan kendaraan untuk penerima tamu yang seharusnya sudah dianggarkan namun justru dibebankan kepada beberapa sekolah.
Mail Cubung, sapaan akrab Ismail, menjelaskan bahwa sekolah-sekolah dibebani untuk merental kendaraan jenis Inova sebanyak dua unit selama sepuluh hari.
Selain itu, pengadaan umbul-umbul juga dibebankan kepada kepala sekolah dengan biaya Rp 5 juta untuk 50 umbul-umbul.
Ia menambahkan bahwa dugaan ini melibatkan oknum Plt Kadisdik yang sekarang menjabat Plh Disdik Sumsel, yang dituduh menyebabkan kerugian negara hingga miliaran rupiah.
“Untuk itu, kami mendesak Kejati Sumsel untuk segera memeriksa oknum Plt Kadisdik yang sekarang menjabat Plh Disdik Sumsel yang patut diduga kuat telah melakukan tindak pidana korupsi dalam pelaksanaan Popnas 2023,” tegasnya.
Menanggapi aksi tersebut, Kasi Penerangan Hukum (Penkum) Kejati Sumsel, Vanny Yulia Eka Sari, SH., MH., menyatakan bahwa pihaknya mengapresiasi aksi unjuk rasa ini dan akan mempelajari data-data yang telah disampaikan oleh massa aksi.
“Kami akan mempelajari data-data yang telah disampaikan dan akan segera memproses,” tuturnya.